Keluarga dengan orang tua tunggal
Sager, dkk
(1985) menyatakan bahwa orang tua tunggal adalah orang tua yang secara
sendirian membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran, dukungan dan tanggung jawab
pasangannya. Sejalan dengan pendapat Perlmutter dan Hall (1985) menyatakan
bahwa orang tua tunggal adalah:
“Parents without partner who continue to raise their children”
“Parents without partner who continue to raise their children”
Keluarga
dengan orang tua tunggal dapat dipimpin oleh wanita maupun pria.
Permasalahan pada Keluarga Dengan Orang Tua Tunggal
Kimmel
(1980) dan Walsh (2003) menyatakan beberapa permasalahan yang sering timbul di
dalam keluarga dengan orang tua tunggal baik wanita maupun pria yakni merasa
kesepian, perasaan terjebak dengan tanggung jawab mengasuh anak dan mencari
sumber pendapatan, kekurangan waktu untuk mengurus diri dan kehidupan
seksualnya, kelelahan menanggung tanggung jawab untuk mendukung dan membesarkan
anak sendirian, mengatasi hilangnya hubungan dengan partner special, memiliki
jam kerja yang lebih panjang, lebih banyak masalah ekonomi yang muncul,
menghadapi perubahan hidup yang lebih menekan, lebih rentan terkena depresi,
kurangnya dukungan sosial dalam melakukan perannya sebagai orang tua, dan
memiliki fisik yang rentan terhadap penyakit.
Pengaruhnya status
keluarga tunggal terhadap perkembangan anak
Menurut penelitian yang
dikemukakan oleh Asyady Anwar bahwa seorang ibu tunggal akan lebih matang dalam
mendidik dibandingkan seorang suami. Hasil penelitian ini juga didukung dengan
adanya teori Florence Litterauter yang menyatakan bahwa apabila seorang anak
diasuh oleh seorang single parent akan lebih baik bila dia berada dalam asuhan
ibunya dinilai lebih mampu menggantikan kewajiban orang tua seutuhnya daripada
seorang suami.
Anak yang
diasuh oleh ibu tunggal dengan pola asuh permissive memiliki kepribadian yang
berani dengan tingkat emosi yang tinggi. Pola asuh seperti ini ditunjukkan
dengan sikap ibu yang selalu mengalah kepada anak dan memberikan kebebasan
tanpa pengontrolan. Berbeda jika orang tua tunggal menerapkan pola asuh otoriter
pada anaknya, dimana seorang anak akan menjadi penurut dan mengalah.
Dikarenakan sikap orang tua yang tegas dan cenderung keras seperti memberi
hukuman pada anak bila melakukan kesalahan.
Problema
yang dimiliki oleh anak yang diasuh oleh orang tua tunggal tentunya memiliki
banyak perbedaan dibandingkan dengan anak yang diasuh oleh keluarga yang utuh.
Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa tidak sedikit seorang anak yang
diasuh keluarga tunggal menjadi orang sukses. Perkembangan anak pada keluarga
tunggal cenderung memiliki kepribadian yang mandiri dan kuat dikarenakan
orangtua yang tidak lengkap. Adanya kondisi yang berbeda dengan anak yang lain
menjadikannya sebuah motivasi dalam menjalani kehidupannya.