Senin, 06 Mei 2013

Keluarga dengan orang tua tunggal


Keluarga dengan orang tua tunggal

            Sager, dkk (1985) menyatakan bahwa orang tua tunggal adalah orang tua yang secara sendirian membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran, dukungan dan tanggung jawab pasangannya. Sejalan dengan pendapat Perlmutter dan Hall (1985) menyatakan bahwa orang tua tunggal adalah:
“Parents without partner who continue to raise their children”

            Keluarga dengan orang tua tunggal dapat dipimpin oleh wanita maupun pria.

Permasalahan pada Keluarga Dengan Orang Tua Tunggal

            Kimmel (1980) dan Walsh (2003) menyatakan beberapa permasalahan yang sering timbul di dalam keluarga dengan orang tua tunggal baik wanita maupun pria yakni merasa kesepian, perasaan terjebak dengan tanggung jawab mengasuh anak dan mencari sumber pendapatan, kekurangan waktu untuk mengurus diri dan kehidupan seksualnya, kelelahan menanggung tanggung jawab untuk mendukung dan membesarkan anak sendirian, mengatasi hilangnya hubungan dengan partner special, memiliki jam kerja yang lebih panjang, lebih banyak masalah ekonomi yang muncul, menghadapi perubahan hidup yang lebih menekan, lebih rentan terkena depresi, kurangnya dukungan sosial dalam melakukan perannya sebagai orang tua, dan memiliki fisik yang rentan terhadap penyakit.

Pengaruhnya status keluarga tunggal terhadap perkembangan anak

            Menurut penelitian yang dikemukakan oleh Asyady Anwar bahwa seorang ibu tunggal akan lebih matang dalam mendidik dibandingkan seorang suami. Hasil penelitian ini juga didukung dengan adanya teori Florence Litterauter yang menyatakan bahwa apabila seorang anak diasuh oleh seorang single parent akan lebih baik bila dia berada dalam asuhan ibunya dinilai lebih mampu menggantikan kewajiban orang tua seutuhnya daripada seorang suami.

            Anak yang diasuh oleh ibu tunggal dengan pola asuh permissive memiliki kepribadian yang berani dengan tingkat emosi yang tinggi. Pola asuh seperti ini ditunjukkan dengan sikap ibu yang selalu mengalah kepada anak dan memberikan kebebasan tanpa pengontrolan. Berbeda jika orang tua tunggal menerapkan pola asuh otoriter pada anaknya, dimana seorang anak akan menjadi penurut dan mengalah. Dikarenakan sikap orang tua yang tegas dan cenderung keras seperti memberi hukuman pada anak bila melakukan kesalahan.

            Problema yang dimiliki oleh anak yang diasuh oleh orang tua tunggal tentunya memiliki banyak perbedaan dibandingkan dengan anak yang diasuh oleh keluarga yang utuh. Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa tidak sedikit seorang anak yang diasuh keluarga tunggal menjadi orang sukses. Perkembangan anak pada keluarga tunggal cenderung memiliki kepribadian yang mandiri dan kuat dikarenakan orangtua yang tidak lengkap. Adanya kondisi yang berbeda dengan anak yang lain menjadikannya sebuah motivasi dalam menjalani kehidupannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar